Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban, yang menjadi kewajiban adalah perjuangan kita untuk menjadi sukses.
Tampilkan postingan dengan label banyuwangi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label banyuwangi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 17 April 2013

Banyuwangi Tourism | Ijen Crater |




IJEN becomes a thrilling experience when we look directly the struggle of those people who go into the center of the earth to exploit its resources. There are no sophisticated tools; the only tools are the fragile strength of arms and legs.
Ijen cauldron is the sulfur resources which is very important for human being. This cauldron is located at the top of Ijen mountain, which belongs to the series of volcanoes in East Java, Bromo, Semeru, and Merapi Mount. Ijen mountain is
at the east side of Merapi Mount. The cauldron takes place at 2,368 meter above the sea level. The width is about

20 kilometers, inside the largest caldera in Java. Ijen has become the tourist area for many foreign tourists. The beauty of Ijen flows with its popularity as the cauldron with highest acid level in the world.
Even the lowest degree of acid can dissolve human body quickly. The tempera-ture of Ijen Cauldron is up to 200 degree of Celcius. The hot and thick air will choke human throat. Yet, the sulfur miners faces all of those dangers every day.
The road is also steep. Only the strong legs, persistent soul, and tough spirit can feel the greatness of Ijen Cauldron.

Four wheel drive car will be the most suitable vehicle to conquer the heavy road.
On the way to Ijen mountain, at about 15 kilometer from the main road, in Glagah Village, there is the Kalibendo Plantation. The fragrance of clove, rubber, coffee, and cacao plantation spreads along the journey.


view for other Photos and Vidios @banyuwangitourism


Sourche : banyuwangitourism



--

Kamis, 14 Februari 2013

I Love Banyuwangi

I Love Banyuwangi. Itulah kata – kata yang diserukan pemerintah daerah banyuwangi saat ini. Bagaimana tidak? Masyarakat banyuwangi dulu lebih bangga mengenakan I love Malang ato I love Jogja dan temen temennya daripada mencintai daerahnya sendiri. Byek Parah banget sudah dulu itu. Jujur saja Saya sebagai orang banyuwangi sendiri ngeri melihat temen temen sendiri bangga mengenakan baju I love (daerah luar banyuwangi). Dan Alhamdulillah setalah sekian lama doaku terkabul  . Pemerintah Daerah Banyuwangi juga melihat ke-ngerian itu lalu dengan cepat bergerak. Pemerintah mulai bergerak lewat kesenian terlebih dahulu. Oleh pemda Banyuwangi sering diadakan perayaan yang bertemakan budaya banyuwangi. Dan sampai yang terbaru, tiap tiap sekolah diberikan kaos – kaos i love banyuwangi dan diberikan jauh dari harga semestinya (bayar seh tapi Cuma Rp. 10.000 gan!!  jauh dibandingkan harga aslinya yang bisa mencapai Rp. 50.000!!!). dan mulai itu aku pun tersenyum melihat temen – temen mulai “I Love Banyuwangi”. Toko – toko distro-pun
mulai berjamur menjual kaos kaos banyuwangi

Semua itu memang tak bisa lepas dari peran pemerintah banyuwangi yang sangat cerdas melihat ketimpangan budaya seperti ini. Salut untuk pemerintah banyuwangi (y) :) .

--

Senin, 26 Maret 2012

Si kuning nan manis

Wadunk.blog_ Rambutan pada umumnya berwarna merah, namun ada beberapa jenis buah rambutan yang tidak berwarna merah. ini pohon punya saya buahnya ketika masak berwarna kuning,



Meskipun sedikit berbeda warna namun kualitas rasanya tak kalah dengan rambutan pada umunya, :D. ada sedikit kelebihan yang dimiliki oleh rambutan jenis ini, yaitu kulit dalamnya tak mudah mengelupas. sehingga kita tidak usah kuatir usus kita akan iritasi jika terlalu banyak makan rambutan ini. kelebihan lainnya adalah air nya berasa manis,

Tertarik Mencoba.... ???
ini beberapa gambar nya, d=sayang lupa njepret pohonnya saya. hehhe :D

Ni Gambarnya.......

--

Jumat, 09 Maret 2012

Ratna Antika _Ngangeni.

\

Weh lagi Kangen Gan.. ni ane Sharing aja ea lagu nya. Ngangeni, by Ratna Antika.. Reny Music.... 



Ni lok mau liat Videonya Gan....






Happy enjoy Gan... yang mau unduh MP3 silakan....







--

Mentolo_ Ratna Antika



Sekedar Hiburan Untuk Ahkir Pekan Gan... .. .. dari Ratna Antika 





NI yang mau liat Vidio nya....



Ni yang mau donlod MP3nya Gan...
Semoga terhibur...



--

Jumat, 02 Maret 2012

Reny Farida Alum V2

lagi bingung mau Posting apa Gan, Ane Sharing Lagu & Video Artis vavorit ane dulu yah, barang kali agan juga suka.
Selamat Menikmati









Listen it, If you like just Download it. :) Have fun............


Video nya Gan











--

Selasa, 28 Februari 2012

Suliyana Merpati Putih,




sekedar sharing lagu-lagu dari banyuwangi GanSelamat Menikmati Gan :p




Video terkait :






--

Senin, 27 Februari 2012

Ratna Antika, Layang Sworo




sekedar sharing lagu-lagu dari banyuwangi Gan



Video terkait :



--

Minggu, 11 Desember 2011

Angklung Caruk Khas Banyuwangi


Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia, terbuat dari batang pohon bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan ( bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu ) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar.
Sejarah Angklung
Angklung merupakan alat musik yang berasal dari Jawa Barat. Angklung Gubrag di Jasinga, Bogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Bahkan di Cirebon, terdapat Angklung Bungko yang dibuat Syeh Bentong atau Ki Gede Bungko, 600 tahun yang lalu.
Dalam rumpun kesenian yang menggunakan alat musik dari bambu dikenal jenis kesenian yang disebut angklung dan calung. Adapun jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah awi wulung ( bambu berwarna hitam ) dan awi temen ( bambu berwarna putih ). Purwa rupa alat musik angklung dan calung mirip sama; tiap nada ( laras ) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk wilahan ( batangan ) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar, dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras ( nada ) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro/ slendro dan pelog.
Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri/ Nyai Sri Pohaci turun ke Bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur, serta upaya nyinglar ( tolak bala ) agar cocok tanam mereka tidak mengundang malapetaka, baik gangguan hama maupun bencana alam lainnya. Perenungan masyarakat Sunda dalam mengolah pertanian ( tatanen ) terutama di sawah dan huma dahulu, telah melahirkan penciptaan syair dan lagu sebagai penghormatan dan persembahan terhadap Nyai Sri Pohaci.
Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung dan calung. Perkembangan selanjutnya dalam permainan Angklung tradisi disertai pula dengan unsur gerak dan ibing ( tari ) yang ritmis ( ber-wirahma ) dengan pola dan aturan- aturan tertentu sesuai dengan kebutuhan upacara penghormatan padi saat mengarak padi ke lumbung, juga pada saat-saat mengawali menanam padi ( di Jawa Barat disebut ngaseuk ). Biasanya tradisi/ kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran.
Keterangan sejarah tertua mengenai angklung adalah dipergunakannya waditra ( alat ) ini sebagai musik perang Kerajaan Sunda dalam kancah Perang Bubat tahun 1357. Selama perang terjadi, angklung menyebar hingga ke Jawa Timur. Dikisahkan dalam Negarakertagama, saat Hayam Wuruk berkunjung ke Jawa Timur tahun 1359, ia disambut alunan angklung yang dimainkan rakyat. Angklung lalu menyebar ke Banyuwangi, terlihat dengan adanya angklung caruk, hingga ke Bali, dengan adanya cumang kirang, alat musik logam yang identik dengan angklung.
Pada abad ke-17, Sultan Ageng yang mencintai kesenian, kerap menggelar kesenian angklung di Keraton Banten. Para pemainnya berasal dari Banten dan Bali. Pada masa ini, angklung menyebar hingga ke Kalimantan dan Sumatra. Saat Belanda menyerang Banten, Sultan Ageng mengerahkan rakyatnya untuk melawan. Untuk membakar semangat juang, angklung digunakan sebagai musik perang. Lagu perang yang terkenal berjudul Balagajur. Sayang, perlawanan itu dipatahkan dan Banten takluk pada Belanda. Sejak itu, angklung dilarang dimainkan karena suaranya yang dimainkan bersama-sama dinilai sakral dan dapat membangkitkan semangat perlawanan rakyat. Itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.
Pada tahun 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana. Perkembangan mengagumkan alat musik angklung sendiri ( baik bentuk ataupun nadanya ), sampai saat ini  tidak lepas dari jasa Daeng Soetigna , Udjo Ngalagena, Obby A.R. Melalui tokoh-tokoh inilah, alat musik angklung lebih dikembangkan dan akhirnya bisa dikenal oleh hampir di seluruh dunia.
Angklung Di Banyuwangi
Tahun 1942, masa penjajah Jepang masuk Indonesia, saat itu di Banyuwangi, tembang using ( lagu Banyuwangi ) memasuki babak baru. Muncul kreasi baru, yakni munculnya instrumen angklung. Sebenarnya, musik angklung sudah ada sejak zaman kerajaan Blambangan. Namun, instrumen ini lebih banyak dimainkan untuk mengiringi berbagai jenis tarian. Angklung yang digunakan mengiringi tembang using ini ditemukan Mohamad Arif, pemusik andal dari Kelurahan Temenggungan, Banyuwangi. Pada dasarnya instrumen angklung tidak jauh beda dengan gamelan gandrung. Bedanya, musik angklung ditambahi beberapa alat musik lain seperti saron, slentem, dan gong besar.
Sebagai kreasi baru, musik angklung diterima dengan baik semua kalangan masyarakat using. Hal ini ditandai munculnya beberapa tembang baru seperti " Genjer-Genjer " dan " Nandur Jagung ". Tembang-tembang ini bercerita tentang paceklik berkepanjangan di bumi Blambangan akibat kejamnya penjajahan Jepang.
Jenis - jenis kesenian angklung yang berkembang di Banyuwangi ( Angklung Daerah ) dewasa ini yaitu :
1. Angklung Paglak, pementasannya dilakukan di atas paglak ( gubuk kecil ) di tengah sawah.
2. Angklung Caruk, pementasan dua grup angklung yang dilaksanakan di atas panggung untuk menunjukkan kemampuan dan keterampilan masing-masing.
3. Angklung Tetak, pengembangan dari angklung paglak. Dilakukan perubahan bahan instrumen dan nada.
4. Angklung Dwi Laras, merupakan hasil pengembangan dari angklung tetak, penggabungan komposisi dua nada, yaitu laras pelog dan laras slendro.
5. Angklung Blambangan, pengembangan terakhir angklung di daerah Banyuwangi.
Beberapa gending yang biasanya dimainkan dalam angklung daerah antara lain Jaran Ucul, Tetak-tetak, Gelang Alit, Mak Ucuk, Sing Duwe Rupo, Congoatang, Ulan Andung-andung, Mata Walangan, Ngetaki, Selendang Sutera, Padhang Ulan, dan sebagainya. Instrumen pengiring dalam kesenian jenis ini setidaknya terdiri dari angklung ( 2 set/unit ) saron ( 4 rancak @ 10 buah anak saron ), peking ( 2 rancak ), slenthem ( 2 rancak ), kethuk ( 2 biji ), gong ( 2 rancak ), gendang ( 2 rancak ), biola, seruling, dan terompet. Dalam seni angklung daerah diperlukan 10 orang untuk memainkan alat musik, beberapa orang penari, dan satu orang tua atau pendamping. Pada umumnya dalam 1 group angklung daerah jumlah pemainnya berkisar antara 20 - 25 orang pemain.
Angklung Caruk
Seni Angklung Caruk  berasal dari jenis kesenian Legong Bali.   " Caruk " dalam bahasa Using berarti " temu ". Kata dasar itu bisa diucapkan " Kecaruk " atau " Bertemu ".  Kata " Angklung Caruk " artinya adalah dua kelompok kesenian angklung yang dipertemukan dalam satu panggung, saling beradu kepandaian memainkan alat musik berlaras pelog itu, dengan iringan sejumlah tembang Banyuwangian tujuannya  untuk memperebutkan gelar sebagai group kesenian angklung yang terbaik. Meski tidak ada aturan secara tertulis, kedua kelompok kesenian itu sejak puluhan tahun sudah memahi aturan yang menjadi kesepakatan. Sehingga, mereka tidak ada yang curang, tidak ada yang marah saat kurang mendapatkan respon atau aplaus dari penonton. Kecepatan irama musik dan lagu-lagu yang dimainkannya sangat dipengaruhi oleh nuansa musik angklungritmis dari Bali. Namun dalam kesenian ini terdapat juga perpaduan antara nada dan gamelan slendro dari Jawa yang melahirkan kreativitas estetik. Dalam pertunjukan seni angklung caruk juga disajikan beberapa tarian yang biasanya dimainkan oleh penari laki-laki. Jenis-jenis tarian tersebut antara lain tari jangeran, tari gandrungan, cakilan, tari kuntulan, dan tari daerah Blambangan. Instrumen musik angklung caruk terdiri dari seperangkat angklung ( dua unit angklung ), kendang ( dua buah ), slenthem ( dua buah ), saron ( dua buah ), peking ( dua buah ), kethuk ( dua buah ), dan gong ( dua buah ).
Tradisi Angklung Caruk adalah gambaran betapa tingginya apresiasi warga Banyuwangi terhadap musik daerahnya. Dalam angklung caruk itu, pertama setiap kelompok masing-masing membawakan " larasan " yang menjadi andalan dengan seorang penari pria yang disebut BADUT. Setelah selesai dan sesuai kesepakatan waktunya, maka giliran kelompok lain melakukan hal yang sama. Pada sesi berikutnya adalah Adol Gending, yaitu kelompok A misalnya, membawa intrumen beberapa ketukan dari sebuah lagu, untuk ditebak kelompok B. Apabila kelompok B sudah tahu, maka diberi kesempatan memotong dengan cara " ngosek " atau memukul gamelan secara tidak beraturan. Jika itu sudah terjadi, maka kelompok A harus menghentikan intrumennya dan memberikan kesempatan kepada kelompok B untuk meneruskan intrumen itu. Jika ternyata masih salah, maka kelompok A akan mengambil kembali dengan " ngosek " kemudian meneruskan hingga tuntas. Ini juga berlaku kepada badut, mereka juga diadu variasi tariannya dengan lagu-lagu andalan yang dimiliki kelompok. Dalam tempo cepat, baik tarian maupun pukulan instrumennya tidak boleh ada yang salah.
Itulah gambaran sedikit tentang Angklung Caruk Banyuwangi yang penuh sportivitas. Selain masing-masing membawa supporter ( pendukung ), ada juga penonton netral yang siap memberikan aplus jika memang penampilan kelompok itu bagus dan memukau. Namun bagi mereka yang kurang beruntung, caci makian dan ejekan penonton tetap diterimanya, sebagai pemicu agar terus melakukan latihan dan meningkatkan insting/ kepekaan bermusiknya.
Berdasarkan cerita para penabuh tua , dulu pentas Angklung Caruk sering melibatkan kekuatan supranatural untuk saling menjatuhkan lawan. Tetapi sekarang sudah makin positif sebab para supporter sudah sportif menghadapi kekalahan dan kemenangan. Disana juga selalu dihadirkan ahli-ahli angklung yang berwibawa. Dengan kehadiran para ahli ini maka kelompok-kelompok angklung dan supporternya tidak berani curang.
Semangat " caruk " dalam kehidupan sehari-hari, seharusnya menjadi contoh bagi Wong Using kebanyakan. Selalu mempersiapkan segala sesuatu, seperti layaknya para " panjak " angklung yang latihan setiap hari, menjelang pentas " caruk ". Sehingga, saat berlaga di panggung tidak akan mengecewakan. Jika itu semua sudah dilakukan maksimal, maka harus menerima apapun hasilnya. Cacian atau " gojlokan " penonton, bukan sebagai hinaan. Melainkan sebagai cambuk, agar usaha dan persiapan dilakukan lebih baik lagi. Kita juga harus menerima kenyataan, jika lawan caruk ( orang lain ) ternyata lebih unggul dan patut mendapatkan pernghargaan. Sakit hati dan iri terhadap kelebihan yang dimilki orang lain, bukan sikap orang Using. Bersaing boleh, tetapi harus dilakukan secara sportif. Sepeti sikap para Panjak, Badut dan penonton Angklung Caruk pada waktu mereka tampil.
Dulu di Banyuwangi ada kelompok Angklung yang terkenal, yaitu Angklung Pasinan Singojuruh, Angklung Mangir, Rogojampi dan Angklung Badas, juga Rogojampi. Apabila kedua kelompok Angklung itu dipertemukan dalam satu panggung, bisa dipastikan penontonnya membludak. Mereka kebanyakan penonton netral, tidak mewakili kelompok manapun. Namun mereka akan memberikan aplaus, apabila penampilan salah satu dari mereka yang terlibat " caruk " itu memang bagus. Cacian dan " pisuhan " khas Banyuwangi, meluncur untuk mengomentari penampilan dari peserta " caruk " yang tidak maksimal atau sering melakukan kesalahan. Namun tidak ada yang marah, apalagi bereaksi berlebihan.
Angklung Caruk Banyuwangi sering mengikuti acara dan festival budaya nasional, salah satunya  mengikuti Pawai Budaya Nusantara  yang diselenggarakan di Istana Merdeka yang prosesinya dari depan panggung kehormatan halaman depan Istana Merdeka ( Jalan Merdeka Utara ) menuju Jalan Medan Merdeka Barat dan berakhir di kawasan Monas.

--

Kamis, 12 Mei 2011

batik khas Banyuwangi

Batik Gajah Uling

Gajah Uling
KilasSumberayu- Batik Gajah uling melambangkan sesuatu kekuatan, yang tumbuh dari dalam jati diri masyarakat Banyuwangi. Pemaknaannya berkaitan dengan karakter masyarakat yang bersifat religius. Dengan penyebutan Gajah Eling, yang artinya eling (mengingat) kemahabesaran sang pencipta adalah sebuah jalan terbaik dalam menjalani hidup masyarakat Banyuwangi.

--

Rabu, 11 Mei 2011

Antogan Indah

Antogan Indah merupakan tempat pemandian yang terletak di desa Bunder kecamatan Kabat. Didalamnya mengalir air terjun dari mata air dari kaki gunung Raung. Tiap hari libur Pemandian Antogan selalu dikunjungi wisatawan. Jaraknya sekitar 3 km ke barat dari jalan raya Kabat-Rogojampi.

--

Perkebunan Bayu Lor

Perkebunan Bayu Lor terletak di Kecamatan Songgon, kira-kira 40 km dari kota Banyuwangi. Perkebunan Bayu Lor terkenal dengan serat Abaka. Bahkan tempat ini merupakan satu-satunya penghasil serat tersebut. Disamping itu, perkebunan ini juga memproduksi cengkih dan kopi. Berada di pegunungan dengan hawa sejuk, cocok untuk bersantai. Penginapan tersedia di sini.

Bayu Lor Plantation

It is located at Sub District of Songgon about 40 km from Banyuwangi,Bayulor is famous for the abaka fiber.
It is the only place that produces the fiber of Abaca Banyuwangi, clove and coffee are also produced here. Coffee shop faces a beautiful pool and Mountain in the background provide the perfect setting for relaxation. Cottages are available here.

CLOVE PLANT 01

--

Segoro Anakan

Segara anakan sanagt cocok untuk rekreasi air, mendayung dan memancing. segoro anakan masih alami dan berbagai burung migran dari Australia terlihat disini. Tempat ini merupakan tempat obyek wisata hutan mangrove yang lebat. Para pengunjung dapat mengunjungi Segara Anakan melalui Grajagan dengan Perahu dari Grajagan ke tempat ini butuh waktu kira-kira 45 menit.

Segara anakan

segara anakan is good for marine tour, rowing sport and fishing. it is still natural and various migratory birds from Australiacan be seen here. It is a virgin mangrove forest tourism object. The visitors can visit Segara Anakan through Grajagan by boat. it takes about 45 minutes.

--

Goa Istana

Gua Istana terletak kira-kira 4 kmdari Pancur atau 3 jam treking dari Sadengan tempat ini biasanya digunakan untuk meditasi. Gua-gua lain di sekitar Istana adalah gua Padepokan, dan gua Putri. Jalan menuju gua sangat mengesankan. Para pengunjung berjalan di bawh rimbunnya hutan Taman Nasional Alas Purwo. Anda bisa melihat banyak tumbuhan hutan hujan yang, belum pernah anda lihat sebelumnya, atau mendengar suar aneh dari binatang hutan semacam burung. kadang para pengunjung menyeberangi sungai kecil dengan hati-hati di atas kayu yang mengangkangi kedua sisi sungai, Kadang para pengunjung harus merangkak di bawah serumpun bambu yang tumbang.

istana cave treking

The cave is located about 4 km from Pancur or 3 hours treking from Sadengan. It is usually used for meditation. other nearly caves are padepokan cave and Putri Cave. The way to the cave is very impressing. The Visitors walk under the dense of a jungle in National park of Alas Purwo. You will see many kind or rainforest plants taht you have not seen before or the weird sound of unknown animals such kind of birds. Sometimes,the visitors cross the river carefully on the falling wood stretching between banks of a river. Sometimes, the visitor must crowl under a slanting to the ground bamboo cluster.

--

Pantai Pancur

Pancur adalah sebuah tempat dimana air tawar kecil alami mengucur dekat pantai. Pancur merupakan tempat yang teduh dan sangat cocok untuk bersantai. di sana juga ada tempat untuk berkemah. Para pengunjung bisa mendirikan tenda perkemahan disana. Para pengunjung dapat menginap sambil menikmati suara deburan ombak dan suara binatang lisr dari hutan. Pancur terletak 3 km dari Trianggulasi.

Pancur
Pancur is the place where the small natural raw water pours down by the beach. It is beautiful shady place and good for relaxing. there is also a camping ground there. The camper can build a tent here. The visitors can stay the night and enjoy listening the sound of waves and wild animals. It is located 3 km from Trianggulasi
Date: 01/23/2009
Owner: Banyuwangi
Size: 1 item

--

Penangkaran Penyu Ngagelan

Ngagelan terletak 7 km ke arah barat dari pantai Trianggulasi. Ngagelan juga tempat penetasan anak-anak penyu hamparan pasir pantai yang bersih terpadu dengan hutan mangrove dan hutan tropis.

Ngagelan

Ngagelan is located 7 km to the wesr of Trianggulasi beach,it is also the hachery for the baby turtles. Some biology students do the research here. it has nice beach, mangrove and lowland monsoon forest

--

Kalibaru Wetan

Air terjun Wonorejo terletak di desa Kalibaru Wetan kecamatan Kalibaru di lereng Gunung Raung dengan pemandangan alam di sekitarnya amat menakjubkan menambah keindahan panoramanya. Tanaman kopi dan Coklat menyelimuti tempat ini. Tempatnya sejuk dan indah. Pengunjung bisa menginap di Margo Utomo Resort/cottage.

Wonorejo Waterfall

The Wonorejo waterfall is located at kalibaru wetan (East Kalibaru) on the slope of Mount Raung, in which the scenery and its Surroundings are very nice, increasing the splendors of its wonderfull view, This tourism place is at sub district of kecamatan kalibaru. The coffee, cacao plants are hampering the places. it is cool and beautiful place. visitors can spend the night at margo utomo resort/cottage.

--

Kalibendo

Agrowisata Kalibendo terletak kira-kira 25 km dari Banyuwangi. tepat pada jalur perjalanan ke atau dari Gunung Ijen Agro Wisata ini terletak di dataran tinggi, Pemandangannya adalah perkebunan yang khas. karet, kopi dan cengkeh diproduksi di sini. Udaranya enak dan sejuk. Para pengunjung bisa melihat bangunan tua bekas kantor kerja Belanda.

It is located about 25 km from Banyuwangi. strategically just on the side of mainroad to or from Mount Ijen it is situated on a high land. The view is typical plantation. The rubber,coffe,and clove are produced here. the air is nice and cool. The visitors can visit an old Dutch building that was an office.

air terjun

--

Jumat, 06 Mei 2011

rPantai Lampon

Pantai Lampon tidak jauh dari pulau merah. Pantai Lampon terletak di kecamatan Pesanggaran. Ombaknya yang tinggi dan alamnya juga indah.Terdapat gua yang menarik di sebuah bukit, yang digunakan sebagai pengintai musuh pada jaman Jepang.

--

Pantai Boom

Pelabuhan tradisional ini terletak pada dermaga tua di pantai Boom Banyuwangi, tempat yang selalu ramai dikinjungi oleh orang tertama pada hari Raya Idul Fitri serta setiap hari minggu. kapal layar, kapal penisi yang terbuat dari kayu tanpa perabot logam dan paku, membongkar muat disana sejak 300 tahun yang lalu.

Boom Beach

This old traditional harbour is located on an old dock area in boom Banyuwangi. this place is always visited by thousand of people ,especially on Lebaran Idul Fitri day or on every sunday. Wooden sailing ships, built of solid teak has no metal filting at all ,not event nails, are still load and unload cargo there as they have done for 300 years

--