Ilmu tidak bisa menjelaskan keberadaan Tuhan. Tapi untuk pertama kalinya ilmuwan menyimpulkan, ingat, sekedar menyimpulkan, bahwa kepercayaan pada Tuhan ternyata memicu reaksi hebat di berbagai tempat di otak.
Scanning pada otak menunjukkan adanya pola yang lebih tinggi di otak saat berhubungan dengan Ketuhanan.
"Itu menunjukkan agama berpengaruh sama dengan kemampuan kognitif sosial lain," kata Jordan Grafman, pakar syaraf kognitif di National Institute of Neurological Disorders and Stroke di Maryland AS.
Hasil seperti itu sejalan dengan penelitian sebelumnya tidak ada titik tertentu di otak yang berhubungan dengan Tuhan. Penelitian itu dipublikasikan di journal Proceedings of the National Academy of Sciences dengan responden orang yang percaya maupun yang tidak pada Tuhan.
Penelitian pertama mencakup sejumlah tingkat kepercayaan responden, mulai campur tangan Tuhan dalam kehidupan manusia, serta pengalaman pribadi dan bukan doktrin yang diajarkan. Langkah kedua meneliti respon responden terhadap statemen yang berhubungan dengan religi yang merefleksikan kepercayaan.
Hasil scanning otak menunjukkan, orang menggunakan wilayah otak yang lebih berfungsi tinggi untuk memikirkan Tuhan dan agama. Penelitian selanjutnya perlu mengetahui respon otak dari agama yang berbeda, karena penelitian baru diujikan pada pemeluk Kristiani. dan diperkirakan akan lebih mengejutkan jika diujikan pada pemeluk agama Islam, khususnya para pencari syahid di medan peperangan.
"Penelitian lebih menarik lagi jika membandingkan berbagai kepercayaan pada agama apakah mengaktifkan area yang sama di otak. Jika iya, maka bisa menentukan mengapa wilayah otak itu berpengaruh pada manusia,” kata Grafman.
0 komentar:
Posting Komentar