Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban, yang menjadi kewajiban adalah perjuangan kita untuk menjadi sukses.

Minggu, 18 Desember 2011

Penyanyi Dangdut Banyuwangi asal Belanda


“Mas Bule” Richardo Benito, nama asli dan lengkapnya: Ricardo Benito Eduwardo Coppen lahir pada tanggal 24 May 1974 pukul 01.40 di sebuah rumah sakit di Heemskerk, Belanda. Richardo adalah sulung dari empat bersaudara yang semuanya adalah laki-laki dari pasangan Ronald Ricardo Coppen dan Yvonne Dorothea Faber.

Richardo dari kecil sudah mencintai musik. Semenjak Umur 12 tahun Richardo sudah belajar les piano dan waktu dia umur 18 tahun dia sering menikmati hobbynya yaitu main musik sebagai DJ di berberapa pesta perusahaan dan sekolah. Saat itu musik bagi Richardo masih di jadikan hobby .Setelah lulus dari Kuliah , Ricardo bekerja sebagai Manager di restaurant masakan Indonesia bernama Mooi Java di kota Haarlem, Belanda sampai tahun 1998.

Patah hati adalah alasan kenapa Rhicardo memutuskan untuk mangambil tawaran bekerja di Karma Royal Group pada November 1998.Karma Royal adalah Salah satu perusahaan Time Share & Real Estate di Bali.

Sekali lagi , Richardo putus cinta yang membuat perubahan besar dalam hidupnya .

Richardo mulai berkunjung berberapa acara Dangdut yang sering ada di kafe kafe tertentu di Bali. Karena tertarik dengan musik dan penyanyinya, Richardo cari kegiatan dan mulai belajar menyanyi lagu duet Dangdut. Lagu pertama dibelajari adalah lagunya Mandul . Penonton kagum bahwa ternyata ada orang bule yang bisa menyanyikan lagu dangdut dan karena responscukup bagus dari masyarakat , Richardo terus belajar untuk memperbaiki kekuranganya agar bisa tampil lebih baik lagi beberapa lagu yang saat itu sering di nyanyikanya adalah Pertemuan, Malam Terakhir, Rujuk, Kandas, Bunga Surga dan lain lain.

Setelah Richardo menerima tanggapan yang bagus dari maysarakat , Richardo mencoba untuk melangkah lebih jau lagi dengani belajar lagu Campur Sari dalam Bahasa Jawa yang sebenarnya tidak mudah terutama pada awalnya. Bukan hanya bahasanya yang susah tapi juga perpindahan nadanya ketika menyanyikan (cengkok). Waktu itu Richardo juga diajak untuk bernyanyi oleh grup grup Bali seperti, Cariga, Mirama, Balada dan Romansa di panggung panggung tertentu di Bali.

Karena cukup PeDe, Richardo juga mulai belajar lagu Dangdut solo dari Rhoma Irama, Mansyur S, Meggi Z, seperti Kehilangan, Gulali, Jangan Pura-Pura, Pagar Makan Tanaman, Benang Biru…

Bagi Richardo ,Tantangan terbesar adalah ketika menyanyikan lagu daerah Banyuwangi. Richardo diiringi oleh beberapa musisi musisi Banyuwangi yang sepertinya bisa mencampur musik modern rock dan rege dengan musik tradisional Kendang Kempul. Bahasa yang dipakai adalah bahasa using, yang berbeda dengan Bahasa Jawa. Lagu pertama dibelajari ialah lagunya Suworo dan dalam kurun waktu satu tahun Richardo sudah berhasil menghafal 20 lagu Using.

Setelah diajak manggung bersama grup grup Banyuwangi seperti Prawesta, Pesona Nada dan Denata, pada bulan April 2008, Richardo berencana untuk berkarir sebagai penyanyi dan baginya waktu itu adalah waktuyang tepat untuk membuat album sendiri. Richardo bersama Dinda Firnanda mencari berberapa lagu Using yang cocok untuk dirilis ulang.

Visi Richardo adalah untuk membuat album dengan warna baru di aliran Rock Kendang Kempul. Richardo ingin menggabungkan secara harmonis musik Rock, Koplo, Dangdut dengan Kendang Kempul. Terutama karakter Etnik, suaranya, Kendang, Suling, Angklung dan Kempul tidak boleh diilangkan. Bersama Riyo Enterprise dan erenjer Agung Ayach bekerja sama untuki membuat aransemen musik yang hebat. Pada akhir september 2008 , album perdana Richardo dirilis di Jawa Timur, album perdana ini merupakan kompilasi Richardo Benito bersama grup baru Banyuwangi , Andera, dan artis Banyuwangi Dinda Firnanda, Suliyana dan Dian Ratih.

Album perdana “Mas Bule” ini diterima dengan baik oleh masyarakat Jawa Timur & Bali. Lagu Sing Duwe Isin yang dinyanyikan Richardo dan lagu Kapan yang dinyanyikan Dinda Firnanda menempati urutan #1 selama berberapa minggu di banyak stasiun Radio di Jawa Timur. Dalam berberapa minggu angka penjualan VCD Karaoke itu sudah mencapai angka 10,000 keping dan sampai saat ini sudah melewati 24,000.

Sekarang Richardo melangkah lagi dengan membuat album. Kali ini tidak di aliran lagu Daerah tapi di aliran Dangdut Nasional. Walaupun banyak orang menilai Dangdut sudah mati, Richardo tidak percaya itu dan angap musik Dangdut salah satu aspek budaya asli Indonesia yang tidak boleh tengelam, namun justru perlu dikembangkan. Richardo berharap album ini akan sekali lagi menjadi nuansa baru dan akan membantu mempopulerkan musik Dangdut di Indonesia maupun di luar negeri. Album yang judulnya masih di rahasiakan akan menjadi Album Pop Dangdut yang direncanakan rilis pada akhir bulan Mai. Album tersebut akan berisi 10 lagu Pop Dangdut ciptaan baru. Salah satunya adalah lagu duet yang dinyanyikan Richardo bersama penyanyi cewek papan atas. Siapa dia ….? Pada saat ini itu belum bisa dipastikan. Itu masih tergantung banyak faktor dan tentu saja juga tergantung siapa yang mau berduet dengan “Mas Bule” ini………?

--